Selasa, 10 Januari 2012

ketika "seminggu" menjadi ambigu

aku ingat , ini January pada saat itu ..

sebuah cincin mutiara putih melingkar dengan indah di jariku . 5 menit yang lalu kita ikrar kan janji setia pernikahan dihadapan semua undangan. " Haii suamiku" sapaku padamu setengah tersenyum manja.

pernah bayangkan bagaimana bahagianya seorang wanita yang pada akhirnya dipinang dengan pria kekasih hatinya ? seandainya aku mampu menuliskannya dalam sebuah jaitan kata mungkin semua tulisan para pujangga akan kukalahkan puitisnya jika dibandingkan dengan bahagiaku kini.

aku sedang mengepack pakaian kita kedalam koper ketika kau muncul dari belakang dan memelukku.
"apa kau bahagia ?" tanyamu
"menurutmu sayang ? apakah semua senyuman dibibirku ini tak mampu menjawabnya?"
hahaha . kau tertawa . dan akhir mengecup keningku dengan lembut.
"aku pasti akan sangat berterima kasih kepada orang-orang yang mencanangkan program bulan madu pada semua pasangan baru menikah karena itu artinya kamu dan aku akan terus bersama dalam seminggu ini" ungkapmu.
"ralat . bukan hanya seminggu tapi selamanya"


begitulah sedikit percakapan singkat antara aku dan kamu sebelum tuhan menunjukkan kehendak lainnya.

"aku ke toilet dulu yaah sayang , kamu duluan saja naik kemobil" pamitmu ketika kita hendak berangkat yang langsung kusambut dengan anggukan. namun selang setengah jam berikutnya kau tak juga kunjung datang. akhirnya kuputuskan untuk menyusulmu.

kadang aku ingin tak percaya terhadap apa yang mata ini coba tunjukkan. tidaaaaaak !

darah telah mengucur sangat deras dari balik kepalamu yang terkapar jatuh di lantai kamar mandi. apa yang terjadi ? kau menginjak sebuah sabun batang yang tergeletak d lantai sembarangan dan kemudian kepalamu menumbuk keran air yang sayangnya terlalu lancip hingga tumbukkan di kepalamu sontak merenggut nyawamu begitu saja. begitu kata mereka , petugas medis.

dan seketika kakiku layu. tak mampu lagi menopang tubuh kecilku ini. ingin rasanya aku saja yang menggantikanmu disana. ingin rasanya aku buta saja agar aku tak harus melihat betapa na'as nya dirimu saat itu.
yaa tuhan kenapa Engkau mengambilnya secepat ini?
mengapa ruangan 3x4m itu mampu merenggut nyawamu seperti ini ?
takdir. tak seorangpun akan menyangka bagaimana proses maut menjemput kita.
tak adakah kesempatan lebih lama lagi untukku menikmati pernikahan ini denganmu ?


"....... itu artinya kamu dan aku akan terus bersama dalam seminggu ini" ungkapmu.
yaah seminggu. hanya seminggu dari ikrar pernikahan kita.



dan kini , aku telah berada di pelaminan lagi.
bersama seorang pria , tapi bukan kamu..
ini Januari , setahun kemudian setelah pernikahan kita dulu.
aku kangen kamu ....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar