Backsound SEVENTEEN
–Ayah
Papaa ..
Ini aku anak pertamamu yang dulu
kecil sering kau bawa pergi kemana-mana. Yang dulu kecil sering kau
gendong-gendong dan kau cium manja. Yang
dulu kecil sering kau belikan permen dan es krim coklat strawberry kesukaanku
yang dulu kecil sering kau titipkan dirumah nenek ketika kau dan ibu harus
berangkat kerja. Ini aku yang dulu kecil
itu papa.
Papaa ..
Ini aku gadis kecil itu yang telah
beranjak dewasa. Yang tiap hari engkau antar jemput sekolah bahkan hingga rokku
sudah abu-abu. Yang tiap hari kau beri uang jajan yang hanya aku habiskan untuk
membeli baju sepatu dan tas. Yang selalu kau nanti di ruang tamu ketika aku
pulang terlalu larut. Ini aku yang kini telah 17 tahun papa.
Papaa ..
Ini aku satu-satunya anak perempuan
yang kau miliki. Yang kini telah berada jauh darimu. Yang kini telah berada di
pulau seberang menuntut ilmu. Ini aku, fifi , papaa.
Aku kangen kamu papa.
Aku tahu , kini kau telah tak bisa
lagi menggendongku , kau tak bisa lagi leluasa mengecup pipiku karena kini aku
bukan lagi anak kecilmu. Tapi tahukah papa , aku ingin di gendongmu lagi , aku
ingin dicium kamu lagi. Aku ingin tetap jadi putri kecilmu papa.
Papa , maafkan aku ..
Karena kau harus mengantarkanku
setiap harinya kesekolah dulu. Aku hanya ingin selalu denganmu. Itulah alasan
kenapa hingga umurku 17 tahunpun aku tetap ingin diantar olehmu.
Papa maafkan aku ..
Karena aku tak pernah bercerita
kepadamu tentang siapa saja lelaki yang sedang mendekati gadis kecilmu ini. Aku
hanya malu , aku hanya takut kamu bersedih karena ada lelaki baru dalam
hidupku. Tapi aku tahu kamu tetap tahu walau tak ku beri tahu. Kau selalu
menanyakan aku kenapa disaat aku menangis seharian dikamar, sering rasanya aku
ingin bercerita tentang lelaki-lelaki yang datang dan pergi itu papa , tapi aku
tak mau kau khawatir.
Papa , kini kita telah terpisahkan
jarak yaah. Pasti engkau berpikir , mengapa putri kecilku tega pergi sejauh ini
meninggalkanku menuntut ilmu ? ini karena aku sayang kamu papa. Aku ingin
mencoba lebih baik disini. Mencoba belajar dengan sungguh-sungguh dan insyallah
akan pulang dengan kesuksesan untukmu.
Papa tahukah kamu mengapa dulu aku
tak ingin berbicara padamu tiap kali ibu menelfon ? itu karena aku takut
mendengar suaramu. Aku takut kau mendengarku menangis saking aku merindukanmu.
Itulah kenapa aku tak pernah mau jika orang lain yang menjemputku dibandara
tiap kali aku pulang , karena aku ingin engkau orang pertama yang selalu
melihatku ketika aku kembali.
Papaa ..
Baik=baik yaah disana. Jagakan
ibuku. Jagakan adikku.
Disini aku berusaha untuk
menjadikan diriku anak terbaik untukmu.
Doakan aku yaah papa.
Terima kasih atas satu kecupan
hangat didahiku di Bandara waktu itu.
Aku mencintaimu.
Oktavia Larasati :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar